Jumaat, 15 Jun 2012

Pengalaman

"PENGALAMAN PRIBADI SAYA"





 

Hari Selasa (05/06/2012) ini bagi sebagian orang , termasuk saya sendiri mungkin menjadi hari yg menjengkelkan dalam mengawali hari untuk beraktivitas rutin sehari-hari. Pasalnya , waktu menjelang siang sekitar jam 10 siang lebih sekian , setelah berangkat dari rumah saya terkena razia kendaraan bermotor yang di gelar polisi di kawasan  Jl.Raya Bogor Kota Jakarta timur tepatnya di daerah Brigief sebelum lampu merah cibubur. Kenapa saya sebut ini hari yang menjengkelkan karena dalam razia tersebut saya merasa mengalami kesedihan , kecewa, kesal dan mungkin sedikit ada ketidakadilan yang dilakukan salah satu petugas
Sebelum bercerita lebih jauh, saya mau menegaskan bahwa dalam posting kali ini, tidak bermaksud untuk mencari kesalahan apalagi menjelek-jelekan unsur tertentu yang terlibat. Tulisan ini hanya sekedar curhat saya, yang mungkin dialami sahabat lain juga sebagai perhatihan pimpinan pihak penegak hukum dalam upaya mengoptimalkan kinerjanya yang semakin disorot publik dari keluh kesah si penerima layanan.

Langsung saja tanpa basa-basi lebih lanjut, cerita ini berawal dari rutinitas sehari-hari saya sebagai seorang mahasiswa di perguruan tinggi swasta di jakarta biasa yang sedang menuju ke tempat perkuliahan melalui jalan Raya Bogor  yang merupakan rute yang saya lintasi setiap hari kuliah. Dalam perjalanan ada razia polisi yang digelar, tanpa ada perasaan apa-apa karena perlengkapan seperti KTP Kartu Pelajar Kartu Mahasiswa dan STNK siap serta kondisi kendaraan (motor) dalam keadaan baik, termasuk fungsi lampu dan sen.

Kemudian salah satu petugas menghentikan laju kendaraan saya dengan cara menarik tangan saya yang sedang memegang kopling motor saya dan polisi nya menarik saya ke pinggir untuk di Tanya-tanya , dengan ucapan seperti “Selamat Pagi Mas…”atau sambil berposisi seperti hormat pada umumnya. Setelah Saya berhenti, lanjut petugas berucap “Selamat Pagi Mas…
Bisa tolong di tunjukkan kelengkapan Surat-Surat kendaraan bermotornya
…?”. Dengan keadaan panik , lalu saya menganggukkan  kepala, setelah saya berikan surat-surat yang berhubungan dengan kendaraan bermotor yang saya pakai.. lalu polisi berkata “Ini ada yang kurang mas kelengkapan surat-surat nya … Mas tau kan?” lalu saya berkata “Iya pak saya tau.. SIM ya pak?” sambil dalam keadaan panik dan tegang karena inilah razia perdana yang baru saya alami selama ini..
Setelah itu polisi langsung berkata “Kalau tau kenapa tidak dibikin SIM nya ? sekarang ini ada acara dari polda untuk menertibkan lalu lintas di jalan raya ini .. dan bla bla blaa” dalam pikiran saya “kenapa gak langsung aja to the point aja mau razia besar-besaran”
Lalu saya berkata “iya pak sebenarnya saya ingin membuat SIM , cumin waktu kuliah saya padat tidak ada hari libur nya”
Langsung polisi ini berkata “ya kalo gini mah mas harus tanggung jawab terhadap kesalahan mas ini karena tidak membawa SIM , karena itu yang paling penting”
langsung saya berkata ”ya pak saya akan tanggung jawab , tapi saya kan sudah punya KTP pak , bukannya kalau ingin mengendarai kendaraan roda dua harus minimal 17 tahun keatas atau yang sudah punya KTP”
setelah saya beritahu seperti itu polisi ini seperti tidak menghiraukan perkataan saya .. malah polisi berbisik di depan saya “ini kalo begini bisa didenda besar mas , mas mau menyelesaikan ini di pengadilan atau DAMAI”
saya berkata “yah pak jangan di pengadilan .. kalo sampai ke pengadilan bisa-bisa saya dimarahi oleh bapa saya”
 sambil saya merogoh kantong belakang celana saya untuk mengambil dompet saya yang berisi uang hanya Rp 25.000,- , ya udah pak ini saja pak” sambil memberi uang 25Rb saya kepada polisi ini..
setelah memberi uang itu , surat-surat kelengkapan kendaraan roda dua saya langsung diberikan smua termasuk STNK, KTP, Kartu Mahasiswa..
dan setelah dikembalikan surat-surat saya , polisi ini langsung menasihati saya “lain kali dibuat terlebih dahulu SIM nya mas sebelum mengendarai di jalan besar ini”
saya berkata “siap pak .. secepatnya akan saya buat SIM saya.. Terima Kasih Pak” sambil menyalakan kembali motor saya..
setelah itu saya langsung beranjak pergi dari tempat razia tersebut..
 dengan wajah sedikit murung terlintas dalam pikiran saya “gimana kalau kejadian saya di alami oleh anaknya juga , mungkin bapa nya ini atau polisi ini membantu anaknya .. tetapi gimana dengan saya yg berstatus bukan anak angkatan TNI atau POLRI?? Hanya bisa gigit jari dan menuruti/menjalani semua aturan-aturan lalu lintas ini..

Akhirnya, untuk perhatian kepada pihak bersangkutan saja, agar memperbaiki sikap tidak mau salah dan tidak mau kalah. Tidak ada ruginya bersikap bijaksana dan sedikit berbaik hati kepada sesama biarlah saya menerima kejadian ini sebagai pengalaman pribadi yang bisa membawa saya kedalam hidup yang lebih taat terhadap peraturan lalu lintas di Negara ini. Hanya doa yang bisa saya panjatkan, semoga Indonesia menjadi lebih baik dalam menegakkan hukum, dan semoga bapak (petugas individual) diberikan umur yang panjang. Amin…

Tiada ulasan:

Catat Ulasan