A. Ragam Bahasa
Ragam bahasa adalah varian dari sebuah bahasa menurut pemakaian. Berbeda dengan dialek yaitu varian dari sebuah bahasa menurut pemakai. Variasi tersebut bisa berbentuk dialek, aksen, laras, gaya, atau berbagai variasi sosiolinguistik lain, termasuk variasi bahasa baku itu sendiri. Variasi di tingkat leksikon, seperti slang dan argot, sering dianggap terkait dengan gaya atau tingkat formalitas tertentu, meskipun penggunaannya kadang juga dianggap sebagai suatu variasi atau ragam tersendiri
Jenis Ragam Bahasa
Berdasarkan pokok pembicaraan, ragam bahasa dibedakan antara lain atas:
* Ragam Bahasa Undang-undang
* Ragam Bahasa Jurnalistik
* Ragam Bahasa Ilmiah
* Ragam Bahasa Sastra
Berdasarkan media pembicaraan, ragam bahasa dibedakan atas:
1. Ragam Lisan yang antara lain meliputi:
- Ragam Bahasa Cakapan
- Ragam Bahasa Pidato
- Ragam Bahasa Kuliah
- Ragam Bahasa Panggung
2. Ragam Tulis yang antara lain meliputi:
- Ragam Bahasa Teknis
- Ragam Bahasa Undang-undang
- Ragam Bahasa Catatan
- Ragam Bahasa Surat
Ragam bahasa menurut hubungan antarpembicara dibedakan menurut akrab tidaknya pembicara
- Ragam Bahasa Resmi
- Ragam Bahasa Akrab
- Ragam Bahasa Agak Resmi
- Ragam Bahasa Santai
- Dan Sebagainya
Menurut Dendy Sugono (1999 : 9), bahwa sehubungan dengan pemakaian bahasa indonesia, timbul dua masalah pokok, yaitu masalah penggunaan bahasa baku dan tak baku. Dalam situasi resmi, seperti di kantor, disekolah, atau di dalam pertemuan resmi digunakan bahasa baku. Berbeda dengan saat kita berada di rumah, di taman, di pasar, kita tidak harus menggunakan bahasa baku. Menurut Felicia (2001 : 8), ragam bahasa dibagi berdasarkan Media pengantarnya atau sarananya, yang terdiri atas :
1. Ragam Lisan
2. Ragam Tulis
Ragam Lisan adalah bahan yang dihasilkan alat ucap (organ of speech) dengan fonem sebagai unsur dasar. Dalam ragam lisan, kita berurusan dengan tata bahasa, kosakata dan lafal. Dalam ragam bahasa lisan ini, pembicara dapat memanfaatkan tinggi rendah suara atau tekanan, air muka, gerak tangan atau isyarat untuk mengungkapkan ide.
Ragam Tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Dalam ragam tulis, kita berurusan dengan tata cara penulisan (ejaan) di samping aspek tata bahasa dan kosakata. Dengan kata lain dalam ragam tulis, kita dituntut adanya kelengkapan unsur tata bahasa seperti bentuk kata ataupun susunan kalimat, ketepatan pilihan kata, kebenaran penggunaan ejaan, dan penggunaan tanda baca dalam mengungkapkan ide.
B. Laras Bahasa
Laras bahasa adalah ragam bahasa yang digunakan untuk suatu tujuan atau pada konteks sosial tertentu. Banyak sekali laras bahasa yang dapat diidentifikasi tanpa batasan yang jelas diantara mereka. Definisi dan kategorisasi laras bahasa pun berbeda antara para ahli linguistik. Salah satu model pembagian laras bahasa yang paling terkemuka diajukan oleh Joos (1961) yang membagi lima laras bahasa menurut derajat keformalannya, yaitu beku, resmi, konsultatif, santai, dan akrab
Jenis Laras Bahasa
Berdasarkan derajat keformalannya :
- Ragam Beku digunakan pada situasi hikmat dan sangat sedikit memungkinkan keleluasaan seperti kitab suci, putusan pengadilan dan upacara pernikahan
- Ragam Resmi digunakan dalam komunikasi resmi seperti pada pidato resmi, rapat resmi dan jurnal ilmiah
- Ragam Konsultatif digunakan dalam pembicaraan yang terpusat pada transaksi atau pertukaran informasi seperti dalam percakapan di sekolah dan di pasar
- Ragam Santai digunakan dalam suasana tidak resmi dan dapat digunakan oleh orang yang belum tentu saling kenal dengan akrab
- Ragam Akrab digunakan di antara orang yang memiliki hubungan yang sangat akrab dan intim
C. Aplikasinya Dalam Kehidupan Sehari-hari
Penggunaan kata sapaan dan kata ganti merupakan ciri pembeda ragam standar dan ragam nonstandar yang sangat menonjol. Kepada orang yang kita hormati, kita akan cenderung menyapa dengan menggunakan kata Bapak, Ibu, Saudara, Anda. Jika kita menyebut diri kita, dalam ragam standar kita akan menggunakan kata saya atau aku. Dalam ragam nonstandar, kita akan menggunakan kata gue
Penggunaan kata tertentu merupakan ciri lain yang sangat menandai perbedaan ragam standar dan ragam non standar. Dalam ragam standar, digunakan kata-kata yang merupakan bentuk baku atau istilah dan bidang ilmu tertentu. Penggunaan imbuhan adalah ciri lain. Dalam ragam standar kita harus menggunakan imbuhan secara jelas dan teliti
Penggunaan kata sambung (konjungsi) dan kata depan (preposisi) merupakan ciri pembeda lain. Dalam ragam nonstandar, sering kali kata sambung dan kata depan dihilangkan. Kadang kala, kenyataan ini mengganggu kejelasan kalimat.
Kelengkapan fungsi merupakan ciri terakhir yang membedakan ragam standar dan nonstandar. Artinya, ada bagian dalam kalimat yang dihilangkan karena situasi sudah dianggap cukup mendukung pengertian. Dalam kalimat -kalimat nonstandar itu, predikat kalimat dihilangkan. Seringkali pelepasan fungsi terjadi jika kita menjawab pertanyaan orang. Misalnya , "Hai Ida mau ke mana?" "Pulang" Sering kali juga kita menjawab "Tau" untuk menyatakan "tidak tahu" Sebenarnya pembedaan lain yang juga muncul, tetapi tidak disebutkan di atas adalah Intonasi. Masalahnya, pembeda intonasi ini hanya ditemukan dalam ragam lisan dan tidak terwujud dalam ragam tulis
Namun laras bahasa yang memperkatakan bidang sastra mengandungi istilah-istilah teknikal yang mempunyai makna yang khusus. Istilah-istilah ini bersifat teknikal dan digunakan dalam memperkatakan aspek-aspek tertentu yang berkaitan dengan karya sastra. Penggunaan istilah-istilah ini menjadi penanda laras bahasa sastra yang nyata. Istilah tersebut tidak digunakan dalam bidang ilmu lain. Contohnya istilah Imbas Kembali, Imbas Muka, Watak Protagonis, Dialog, Sudut Pandangan Orang Ketiga, Hiperbola, Personifikasi, Klimaks, Tema, Analogi, rima dan sebagainya
Sumber Link :
http://id.wikipedia.org/wiki/Ragam_bahasa
http://mahkotaparis.blogspot.com/2010/10/pengertian-bahasa-ragam-bahasa-dan.html
http://reswari.wordpress.com/2012/11/19/ragam-bahasa-lisan-dan-tulisan/