Pertama mungkin perkenalan dahulu, nama saya Martin Franklin dari kelas 4KA13, saya disini akan menjelaskan sedikit apa itu cybercrime, beserta contoh kasusnya yang telah saya alami sendiri.
Kejahatan dunia maya (Cybercrime)adalah istilah yang mengacu kepada aktivitas kejahatan dengan komputer atau jaringan komputer menjadi alat, sasaran atau tempat terjadinya kejahatan. Termasuk ke dalam kejahatan dunia maya antara lain adalah penipuan lelang secara online, pemalsuan cek, penipuan kartu kredit/carding, confidence fraud, penipuan identitas, pornografi anak, dll.
Sesuai dengan penjelasan diatas, saya akan menjelaskan salah satu kasus yang saya alami, yang berhubungan dengan Game Online.
Game Online? siapa yang tidak kenal Game Online. Game Online adalah jenis permainan komputer yang memanfaatkan jaringan komputer. Jaringan yang biasanya digunakan adalah jaringan internet dan yang sejenisnya serta selalu menggunakan teknologi yang ada saat ini, seperti modem dan koneksi kabel. Biasanya permainan daring disediakan sebagai tambahan layanan dari perusahaan penyedia jasa online, atau dapat diakses langsung melalui sistem yang disediakan dari perusahaan yang menyediakan permainan tersebut. Sebuah game online bisa dimainkan secara bersamaan dengan menggunakan computer yang terhubung ke dalam sebuah jaringan tertentu.
Dengan adanya game online ini bukan tidak mungkin ada kasus pembajakan atau penipuan yang dialami oleh sebagian orang, contohnya mungkin saya. Dahulu ketika masih berstatus pelajar SMA, mungkin lagi trend-trendnya game online dikalangan saya saat itu. Nah, ada satu game online yang saya sangat suka yaitu Seal Online. Mungkin saya pernah mem-posting uraian tentang Seal Online ini di blog saya, jadi tidak perlu panjang lebar menjelaskan apa Seal Online itu.
Kejadiannya waktu itu, saya membeli sejenis equip di dalam game online ini yaitu Satu set Ultimate Armor XG+7 untuk karakter knight saya, seharga Rp,200.000. Saya membeli equip dari seorang penjual yang bernama, sebut saja Andi. Saya berkomunikasi dengan dia sebelum bertemu COD (Cash On Delivery) di warnet sekitar rumahnya. Kemudian kami menentukan waktu dan tempat dimana saya dapat bertransaksi dengan dia nantinya, keesokan harinya kami telah mendapatkan tempat untuk bertemu yaitu di warnet sekitar rumahnya yang di daerah Semanggi.
Pada saat mendapatkan kabar itu, saya langsung bergegas berangkat ke warnet tersebut. Sesampainya di warnet itu saya bertemu dengan Andi dan langsung membuat billing untuk 2 PC di warnet itu. Kemudian kami bertransaksi satu set ultimate armor dan saya langsung membayar kepada si Andi, selanjutnya saya langsung pulang kerumah. Pada malam harinya saya merasa sangat senang sekali karena telah mendapat equip yang saya inginkan.
Namun keesokan harinya ketika saya ke warnet dan ingin membuka karakter Seal Online saya, ketika saya memasukkan ID dan Password Seal Online saya, saya terkaget ketika melihat karakter Seal Online sayadalam keadaan telanjang (tanpa ada satu pun equip yang terpasang), dan satu set ultimate armor yang berada di Inventory saya juga hilang.
Kemudian saya teringat kemaren pada saat transaksi, ketika saya memasukkan id dan password Seal Online, saya tidak melihat terlebih dahulu keadaan ramai atau tidaknya pengunjung di warnet tersebut. Apa mungkin terlihat oleh seseorang di warnet tersebut ketika saya memasukkan Id dan Password Seal Online?
Kalau itu terjadi pasti Char Seal online saya telah dibuka orang lain (di-hack) dan sudah pasti orang yang telah mengambil equip-equip saya tidak lain tidak bukan adalah teman-temannya si Andi ini. Sentak tangan saya tergerak untuk menghubungi si Andi ini, namun nomor handphone nya tidak aktif lagi. Disitu saya langsung down, karena duit kumpulan Rp.200.000 yang telah saya kumpulkan selama 1 bulan, hilang begitu saja karena saya sembrono dalam memasukkan data-data Seal Online saya di warnet lain.
Mungkin duit segitu pada tahun 2008 untuk sekelas anak SMA sudah besar, maka dari itu saya sangat menyesal membeli equip itu dan kehilangan uang kumpulan saya selama 1 bulan dengan nominal Rp.200.000.
Itulah pahitnya bergelut di dunia maya yang pernah saya alami, jika kita pikirkan, pada zaman teknologi yang berkembang pesat seperti sekarang ini berbagai transaksi banyak dilakukan secara virtual atau melalui dunia maya. Walaupun hanya bertransaksi dalam game online, jika hal ini diterapkan dalam kehidupan nyata maka ini akan menjadi masalah yang sangat serius.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan